Siapa bilang untuk meningkatkan performa mesin mobil diperlukan biaya yang begitu besar? Kenyataannya tidaklah seperti itu. Sebenarnya cukup melakukan beberapa hal, performa mobil dapat ditingkatkan. Nah, apa saja hal tersebut?
Ada beberapa alasan seseorang ingin melakukan upgrade performance atau meningkatkan performa mobil. Beberapa alasan tersebut antara lain adalah:
- Performa Mobil Turun
Biasanya terjadi karena mobil tidak dirawat dengan baik dan benar. Ataupun karena mengalami kecelakaan. Atau ada masalah di beberapa komponen mobil. Masalah ini harus diselesaikan dengan segera, karena beban mobil dapat menumpuk dan menyebabkan kerusakan lebih parah. - Performa Mobil Belum Sesuai Keinginan
Ketika membeli mobil, seseorang tentu menginginkan mobil dengan performa terbaik. Namun karena salah memilih jenis mobil, atau baru menyedari kekurangan mobil tersebut, membuat seseorang ingin mengupgrade performa mobilnya. - Prestise
Memiliki kebanggaan tersendiri jika memiliki mobil yang lebih bertenaga, cepat, dan nyaman dikendarai. Meningkatkan prestis juga adalah salah satu alasan seseorang melakukan upgrade pada mobilnya. - Sifat Tak Pernah Puas
Adalah lumrah dan manusiawi ketika seseorang tidak pernah puas dengan apa yang didapatkannya. Maka tak heran jika mobil yang sudah keren dan mahal sekalipun terasa perlu ditingkatkan lagi performa dan tenaganya. Namun bagaimana caranya?
Lihat Juga: Meningkatkan Performa dan Tenaga Mobil
Nah, inilah beberapa hal yang harus kamu lakukan jika memang ingin meningkatkan performa mobil. Semoga bermanfaat.
Daftar isi
Meningkatkan Tenaga Mobil
Untuk meningkatkan tenaga mobil, ada beberapa cara dan langkah yang bisa anda lakukan. Salah satu cara terbaik adalah dengan melakukan Remap pada ECU mobil. Apa itu remap?
Remap adalah sebuah proses mengkalibrasi ulang ECU mobil di mana ECU yang semula membatasi tenaga mesin, kini batasan tenaga tersebut dihilangkan. Hasil dari melakukan REMAP adalah mobil yang lebih cepat, bertenaga, dan lebih nyaman untuk dikendarai.
Meningkatkan Akselerasi dan Kecepatan Mobil
Cukup banyak cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kecepatan mobil. Beberapa cara tersebut adalah:
- Kurangi beban mobil
- Atur ukuran ban mobil yang sesuai
- Gunakan ban mobil dengan tapak yang sesuai dengan kontur jalan
Nah, selain cara-cara tersebut, anda juga bisa meningkatkan performa kecepatan mobil dengan menambahkan turbo. Namun bagaimana jika anda sudah menggunakan turbo tambahan? Masih ada beberapa cara lain yang bisa anda lakukan.
Cara pertama adalah dengan melakukan REMAP. Selain remap, untuk menambah akselerasi dan kecepatan mobil, anda juga bisa menggunakan settingan Piggyback Pro. Apa itu Piggyback Pro?
Piggyback Pro adalah sebuah software yang dapat injeksikan kepada sistem mobil. Software tersebut akan memaksimalkan sistem mobil agar dapat bekerja lebih maksimal. Dengan piggyback pro, mobil akan mendapatkan efek menguntungkan seperti:
- Mobil lebih bertenaga
- Akselerasi dan kecepatan mobil meningkat
- Mobil jadi jauh lebih irit BBM
Keunggulan Piggyback Pro adalah dapat diinjek pada mobil tua. Hal ini tentu berbeda dengan Remap ECU yang lebih cocok pada mobil-mobil jenis terbaru.
Lihat Juga: Meningkatkan Performa Mobil Tua
Meningkatkan Performa Mesin Mobil Agar Tahan Lama
Mengalami masalah mobil ndut-ndutan? Atau mesinnya cepat panas sehingga tenaganya turun drastis? Itu artinya mobil membutuhkan tune up. Dengan diberikan perawatan tune up, mobil pada umumnya akan langsung kembali berfungsi dengan normal.
Apa keuntungan dengan melakukan tune up? Dengan Tune Up di bengkel tune up mobil terdekat, mobil akan kembali seperti baru. Dan otomatis performanya akan seperti baru kembali. Tidak hanya itu, ada banyak sekali manfaat dari melakukan tune up, di antaranya:
- Komponen mobil jadi lebih awet dan tahan lama
- Mobil bebas dari masalah ndut-ndutan
- Mencegah kejadian mobil mogok mendadak
- Dan menjaga performa mobil tetap maksimal.
Jadi itulah beberapa cara meningkatkan performa mesin mobil yang sudah terbukti dan teruji. Semoga dengan melakukan hal-hal tersebut, anda puas terhadap performa mobil tersebut. Terimakasih sudah membaca artikel ini, dan semoga bermanfaat untuk kita semua.
Remapping ECU dan Risiko yang Perlu Kamu Tahu
Kamu bertanya bagaimana cara melakukan remapping ECU dan apa saja risiko atau efek samping yang mungkin timbul dari proses ini, kan? Jadi, remapping ECU itu sebenarnya adalah proses mengubah atau memprogram ulang software di dalam Engine Control Unit (ECU) mobilmu.
ECU ini ibarat otak mobil yang mengatur berbagai aspek kinerja mesin, mulai dari suplai bahan bakar, waktu pengapian, hingga tekanan turbo. Nah, dengan remapping, parameter-parameter standar pabrikan ini diubah untuk mendapatkan performa yang lebih tinggi, misalnya tenaga dan torsi yang meningkat.
Prosesnya sendiri biasanya dilakukan oleh tuner profesional menggunakan perangkat khusus yang terhubung ke port OBD (On-Board Diagnostics) mobilmu. Mereka akan mengunduh data software asli dari ECU, lalu memodifikasinya sesuai keinginan untuk performa yang lebih baik, dan kemudian mengunggah kembali software yang sudah dimodifikasi itu ke ECU. Ada juga metode lain yang lebih mendalam dengan mencopot chip ECU-nya langsung untuk diprogram ulang.
Tapi, perlu kamu tahu, ada beberapa risiko dan efek samping yang menyertainya. Yang paling utama adalah potensi kerusakan pada mesin jika remapping dilakukan secara sembarangan atau oleh tuner yang tidak berpengalaman.
Perubahan pada parameter mesin yang ekstrem bisa membuat komponen seperti piston, klep, atau transmisi bekerja melebihi batas desainnya, yang berujung pada keausan dini atau bahkan kerusakan fatal. Konsumsi bahan bakar juga berpotensi menjadi lebih boros karena mesin bekerja lebih keras.
Selain itu, garansi pabrikan mobilmu bisa saja hangus jika kamu melakukan remapping ECU. Jadi, kalau memang tertarik, pastikan kamu memilih tuner yang benar-benar ahli dan terpercaya ya.
Cara Aman Mengurangi Bobot Mobil
Mengurangi bobot mobil itu memang salah satu cara efektif untuk meningkatkan performa karena rasio power-to-weight jadi lebih baik. Tapi, kamu juga mau tahu caranya yang efektif dan aman tanpa mengurangi keamanan atau kenyamanan berkendara, kan?
Sebenarnya, ada beberapa langkah yang bisa kamu pertimbangkan. Pertama, mulai dari hal-hal yang tidak esensial di dalam kabin. Barang-barang yang jarang dipakai atau tidak penting bisa kamu keluarkan dari bagasi atau kompartemen.
Kalau memang serius, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengganti jok standar dengan jok aftermarket yang lebih ringan, tapi tetap pastikan standar keamanannya terpenuhi. Karpet tebal atau peredam suara yang berlebihan juga bisa jadi sasaran pengurangan bobot, meskipun ini mungkin sedikit mengorbankan kenyamanan.
Di bagian eksterior, mengganti pelek standar dengan pelek aftermarket yang lebih ringan, misalnya yang berbahan forged atau flow-formed, bisa sangat membantu. Pelek yang lebih ringan tidak hanya mengurangi bobot statis tapi juga mengurangi unsprung weight (bobot yang tidak ditopang suspensi), yang bisa meningkatkan handling dan respons pengereman.
Kamu juga bisa mempertimbangkan penggantian beberapa panel bodi dengan material yang lebih ringan seperti serat karbon atau fiberglass, tapi ini tentu butuh biaya yang tidak sedikit dan harus dikerjakan oleh profesional agar keamanan dan integritas struktur mobil tetap terjaga.
Penting diingat, jangan sampai mengurangi bobot dengan mengorbankan fitur keselamatan vital seperti kantung udara, sistem pengereman, atau struktur rangka pengaman mobil. Prioritaskan keselamatanmu selalu ya.
Rekomendasi Ban untuk Performa Optimal
Mencari rekomendasi spesifik mengenai jenis tapak atau ukuran ban yang paling optimal untuk berbagai kondisi jalan atau gaya berkendara dalam upaya meningkatkan performa? Nah, ini tergantung banget pada tujuan utamamu dan bagaimana kamu paling sering mengendarai mobilmu.
Secara umum, untuk peningkatan performa di jalan raya kering, banyak yang merekomendasikan ban sport performa tinggi atau Ultra High Performance (UHP). Ban jenis ini biasanya punya tapak yang minim alur atau desain directional yang agresif untuk memaksimalkan kontak ban dengan aspal, sehingga memberikan daya cengkeram yang sangat baik saat menikung atau berakselerasi.
Kompon karetnya juga dirancang lebih lunak untuk grip superior, tapi konsekuensinya, usia pakainya mungkin tidak selama ban harian biasa. Untuk ukuran, seringkali peningkatan performa dicari dengan ukuran ban yang sedikit lebih lebar dan diameter pelek yang lebih besar, namun ini harus disesuaikan dengan spesifikasi mobil agar tidak mentok atau mengubah geometri suspensi secara drastis.
Kalau kamu sering melewati jalan basah atau butuh performa yang seimbang antara kering dan basah, ban all-season performa tinggi bisa jadi pilihan. Tapaknya didesain untuk menyalurkan air lebih baik, mengurangi risiko aquaplaning, dan tetap memberikan grip yang layak di kondisi kering.
Intinya, tidak ada satu ukuran atau jenis tapak ban yang “paling optimal” untuk semua kondisi. Kalau kamu ingin performa maksimal di sirkuit, ban slick atau semi-slick adalah jawabannya. Tapi kalau untuk harian dengan sedikit sentuhan performa di jalan raya, ban UHP adalah pilihan yang bagus.
Pastikan juga kamu selalu mengikuti rekomendasi ukuran ban dari pabrikan mobilmu atau berkonsultasi dengan ahli ban sebelum melakukan perubahan signifikan.
Piggyback untuk Mobil Lama dan Proses Instalasi
Kamu bertanya tentang merek atau jenis piggyback yang direkomendasikan untuk mobil keluaran lama, dan bagaimana proses instalasinya, kan? Artikel yang kita bahas tadi memang menyebut piggyback cocok untuk mobil lama, tapi tidak merinci merek atau instalasinya.
Secara umum, piggyback itu adalah alat elektronik tambahan yang dipasang untuk memodifikasi sinyal-sinyal yang masuk ke ECU standar mobil. Tujuannya adalah untuk “menipu” ECU agar membaca parameter tertentu secara berbeda, sehingga ECU akan memerintahkan mesin untuk bekerja lebih keras atau lebih efisien. Ini sangat populer untuk mobil-mobil lama karena remapping ECU mereka mungkin lebih sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan.
Beberapa merek piggyback yang cukup dikenal di pasaran dan sering digunakan untuk mobil lama antara lain Dastek Unichip, HKS F-Con, atau Apex’i SAFC. Pilihan merek ini biasanya tergantung pada jenis mobil, ketersediaan tuner yang familiar, dan budget yang kamu miliki. Setiap merek punya keunggulan dan fitur tuning yang berbeda-beda.
Untuk proses instalasinya, piggyback ini dipasang secara in-line dengan kabel-kabel sensor tertentu yang menuju ke ECU mobil. Misalnya, kabel sensor Mass Air Flow (MAF) atau sensor tekanan manifold.
Instalasi ini biasanya melibatkan proses pemotongan dan penyambungan kabel di area sekitar ECU. Setelah terpasang, piggyback ini kemudian dihubungkan ke laptop dan di-tuning oleh tuner profesional.
Proses tuning ini dilakukan dengan memprogram piggyback agar memberikan sinyal yang dimodifikasi ke ECU, disesuaikan dengan kondisi mesin mobilmu, dan seringkali dilakukan di atas mesin dyno untuk mendapatkan hasil yang presisi.
Meskipun terlihat mudah, instalasi dan tuning piggyback ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan oleh teknisi atau tuner yang berpengalaman ya. Kesalahan dalam instalasi kabel atau tuning yang tidak tepat bisa berakibat fatal pada mesin mobilmu.