Tidak hanya oli, namun nyatanya penyebab kipas kondensor AC mobil mati juga picu gejala overheat. Gejala overheat merupakan momok yang paling dihindari oleh semua pengguna mobil sebab selain merogoh kocek lebih dalam, overheat dapat menurunkan kualitas karena beberapa part yang sudah diganti.
Kipas kondensor berungsi sebagain pendingan freon di dalam kondensor juga sekaligus sebagai membuang panas dari radiator mobil. Jika kipas kondensor mengalami permasalahan, maka otomaris kondensor tidak bisa melakukan pendingina lebih cepat sehingga berdampak radiator menjadi lebih panas.
Daftar isi
Beberapa penyebab kipas kondensor dapat mengalami kerusakan alias mati
Extra Fan Kotor
Penyebab pertama yakni extra fan dapat memiliki tingkat penumpukan kotoran yang sangat tinggi akibat intensitas pengguna kendaraan. Biasanya hal ini dipicu oleh kotoran udara dari luar karena sering buka tutup jendela dalam waktu lama. Udara kotor jalanan dapat masuk dengan bebas, tidak hanya bermuara pada extra fan namun juga memicu evaporator serta kondensor kotor. Tidak heran kondisi ini dapat menghambat kinerja extra fan karena debu kotoran.
Anda dapat mencegah hal tersebut dengan menutup kaca mobil setiap kali berkendara. Jika terpaksa membuka jendela, jangan biarkan terlalu lama udara dapat masuk lelausa ke dalam kabin.
Jarak Radiator dengan Kondensor Terlalu Dekat
Penyebab selanjutnya yakni jarak radiator dengan kondensor terlalu dekat. Hingga saat ini, sebagian pengguna masih beranggapan bahwa letak komponen ac yang berdekatan dapat menambah suhu udara di dalam kabin.
Anggapan ini salah kaprah, justru jarak antara omponen ac yang satu dengan yang lainnya dapat memicu udara panas di dalam kabin.Ketika extra fan tidak mampu menghisap dan menghembuskan udara dingin dari luar, suhu kondensor akan otomatis meningkat. Peningkatan suhu inilah yang diserap cepat oleh bagian radiator, sehingga mesin mobil overheat alias suhu mesin diatas rata-rata.
Yuk Lihat Ini Juga Waspadai Penyebab Tenaga Mobil Loyo Bisa Bikin Overheat
Nah itulah penyebab kipas kondensor AC mobil mati. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda.. Jangan lupa, pastikan mobil mendapatkan perawatan berkualitas dengan memilih bengkel berkualitas pula. Hindari bengkel abal-abal sebab akan memperparah kondisi mobil anda.
FAQ Seputar Kipas Kondensor AC Mobil Mati Picu Overheat
1. Apa saja gejala spesifik yang menandakan kipas kondensor itu sendiri yang rusak, bukan komponen pendingin lain?
Mengenali apakah kipas kondensor AC yang bermasalah atau justru komponen lain itu memang perlu sedikit ketelitian. Begini beberapa gejala spesifik yang bisa kamu perhatikan jika kipas kondensor itu sendiri yang rusak:
Pertama dan yang paling jelas, saat kamu menyalakan AC mobil dan mesin dalam kondisi idle atau saat mobil berhenti, coba dengarkan atau lihat ke bagian depan mobil di balik grille. Jika kipas kondensor tidak berputar sama sekali, padahal kompresor AC sudah menyala (biasanya ada suara klik saat magnetic clutch kompresor menempel), ini adalah indikasi kuat masalah ada pada kipasnya.
Kedua, jika kipas berputar tapi putaran terdengar sangat lemah atau tidak konsisten, bahkan kadang berhenti sendiri, itu juga bisa jadi tanda kipasnya bermasalah. Mungkin ada masalah di motor kipasnya.
Ketiga, perhatikan suhu mesin saat AC menyala, terutama saat macet atau berhenti. Kalau mesin cenderung overheat hanya saat AC dihidupkan dalam kondisi macet atau kecepatan rendah, tapi suhu normal saat AC mati atau di jalan lancar, ini sangat mungkin disebabkan oleh kipas kondensor yang tidak bekerja optimal.
Keempat, terkadang, kipas yang mulai rusak bisa menimbulkan suara berdecit, mendengung keras, atau bahkan klotok-klotok dari area depan mobil saat AC menyala. Ini bisa jadi pertanda bearing kipas yang mulai aus atau ada sesuatu yang mengganjal bilah kipas.
Gejala ini membedakannya dari masalah AC lain. Misalnya, jika AC tidak dingin tapi kipas kondensor berputar normal dan kencang, masalahnya mungkin ada di freon, kompresor, atau expansion valve.
2. Bagaimana cara mendiagnosis kerusakan kelistrikan (misal: sekring, relay, motor) yang membuat kipas kondensor mati?
Untuk mendiagnosis kerusakan kelistrikan yang membuat kipas kondensor mati, teknisi biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan sistematis. Kamu juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan awal secara mandiri:
Cek Sekring (Fuse): Langkah pertama adalah memeriksa sekring kipas kondensor. Lokasinya biasanya ada di kotak sekring di bawah kap mesin atau di dalam kabin. Setiap sekring biasanya ada labelnya. Jika sekring putus, artinya ada beban listrik berlebih atau short circuit. Namun, sekring putus seringkali hanya gejala, penyebab utamanya (misal motor kipas macet) perlu dicari.
Cek Relay Kipas: Kipas kondensor dikendalikan oleh relai. Relay adalah sakelar elektronik yang bisa rusak. Kamu bisa coba menukar relay kipas dengan relay lain yang fungsinya sama (misalnya relay klakson, jika ukurannya sama) untuk melihat apakah kipas kembali berfungsi. Jika kipas menyala setelah relay ditukar, berarti relay lamamu rusak.
Periksa Kabel dan Konektor: Lakukan inspeksi visual pada kabel dan konektor yang terhubung ke kipas. Cari apakah ada kabel yang putus, terkelupas, berkarat, atau konektor yang longgar. Kabel yang rusak bisa menghambat aliran listrik ke kipas.
Uji Motor Kipas Langsung: Ini perlu sedikit kehati-hatian. Teknisi bisa menguji motor kipas secara langsung dengan memberikan aliran listrik 12V dari aki mobil. Jika kipas tidak berputar saat diberi arus langsung, berarti motor kipasnya sendiri yang rusak dan perlu diganti. Jika berputar, masalahnya ada pada sistem kontrol (sekring, relay, sensor, atau kabel).
Cek Sensor Suhu: Kipas kondensor seringkali diaktifkan oleh sensor suhu yang mendeteksi panas di kondensor atau radiator. Jika sensor ini rusak, sinyal untuk menyalakan kipas tidak akan terkirim. Namun, pemeriksaan sensor ini biasanya butuh alat diagnostik khusus atau pengetahuan teknis lebih lanjut.
3. Berapa umur pakai rata-rata kipas kondensor, dan faktor apa selain kotoran yang mempercepat keausannya?
Untuk umur pakai rata-rata kipas kondensor, seperti komponen kelistrikan bergerak lainnya, tidak ada angka pasti yang bisa diberikan karena sangat bergantung pada banyak hal. Namun, umumnya, kipas kondensor bisa bertahan sekitar 5 hingga 10 tahun dalam kondisi pemakaian dan perawatan yang normal.
Selain kotoran yang menumpuk (seperti yang disebutkan artikel), ada beberapa faktor lain yang signifikan mempercepat keausan kipas kondensor:
Jam Terbang/Durasi Operasi: Semakin sering dan semakin lama AC mobilmu menyala (terutama saat macet), semakin sering pula kipas kondensor bekerja. Penggunaan terus-menerus ini akan mempercepat keausan pada motor listrik kipas dan bantalan (bearing) di dalamnya.
Kualitas Komponen: Kipas kondensor aftermarket yang kualitasnya rendah atau tidak sesuai standar pabrikan mungkin memiliki material motor dan bearing yang kurang kuat, sehingga lebih cepat rusak dibandingkan dengan komponen orisinal.
Suhu Lingkungan Ekstrem: Beroperasi di daerah yang sangat panas atau dengan suhu ruang mesin yang tinggi secara konstan bisa membuat motor kipas bekerja lebih keras dan terpapar panas berlebih, yang dapat memperpendek umurnya.
Getaran Berlebihan: Jika kipas tidak terpasang dengan baik atau ada komponen lain di sekitarnya yang bergetar hebat, getaran tersebut bisa merambat dan menyebabkan kerusakan dini pada bearing atau housing motor kipas.
Masalah Kelistrikan yang Tidak Stabil: Fluktuasi tegangan listrik atau short circuit kecil yang terus-menerus bisa membebani motor kipas dan membuatnya cepat panas, yang berujung pada kerusakan kumparan motor.
4. Apa saja langkah perawatan preventif mandiri yang bisa dilakukan untuk menjaga fungsi kipas kondensor?
Kamu bisa melakukan beberapa langkah perawatan preventif sederhana secara mandiri untuk menjaga fungsi kipas kondensor agar awet dan bekerja optimal:
Pembersihan Visual dan Fisik:
Secara rutin, periksa area kondensor dan kipas di depan radiator. Lihat apakah ada daun kering, plastik, serangga, atau kotoran lain yang tersangkut di bilah kipas atau sirip kondensor.
Jika ada kotoran, bersihkan dengan hati-hati. Kamu bisa menggunakan sikat lembut, kuas, atau semprotan udara bertekanan rendah (dari kompresor angin) untuk membersihkan debu dan kotoran dari sela-sela sirip kondensor dan bilah kipas. Pastikan mobil dalam keadaan mati dan mesin dingin saat membersihkan.
Hindari menyemprot air bertekanan tinggi langsung ke bilah kipas atau motornya, terutama pada bagian konektor kelistrikan, karena bisa menyebabkan kerusakan.
Periksa Kondisi Bilah Kipas: Amati apakah ada bilah kipas yang retak, patah, atau bengkok. Bilah yang rusak bisa menyebabkan kipas tidak seimbang saat berputar, menimbulkan getaran, dan merusak motor kipas lebih cepat.
Cek Kabel dan Konektor: Periksa secara visual semua kabel dan konektor yang terhubung ke kipas. Pastikan tidak ada kabel yang terkelupas, putus, atau konektor yang longgar atau berkarat. Konektor yang longgar bisa menyebabkan hambatan listrik dan membuat kipas tidak bekerja maksimal.
Dengarkan Suara Kipas: Biasakan mendengarkan suara kipas saat AC menyala dan mobil berhenti. Kalau ada suara yang tidak biasa (misalnya mendengung keras, berdecit, atau kasar), itu bisa jadi pertanda bearing kipas mulai aus atau ada masalah lain.
5. Apakah jenis atau desain kipas kondensor yang berbeda memengaruhi efisiensi atau daya tahannya?
Ya, ada berbagai jenis dan desain kipas kondensor yang digunakan pada mobil, dan perbedaan ini memang memengaruhi efisiensi pendinginan, tingkat kebisingan, dan daya tahannya. Secara umum, ada dua tipe utama berdasarkan fungsi aliran udara:
Kipas Penarik (Puller Fan): Ini adalah desain yang paling umum. Kipas ini dipasang di belakang kondensor dan radiator (antara radiator dan mesin), dan menarik udara dari bagian depan mobil, melewati kondensor dan radiator, lalu membuangnya ke arah mesin. Tipe ini sangat efisien dalam membantu mendinginkan mesin dan AC secara bersamaan karena menarik udara panas keluar dari area tersebut.
Kipas Pendorong (Pusher Fan): Kipas ini dipasang di bagian depan kondensor (antara grille dan kondensor), dan mendorong udara dari depan langsung ke arah kondensor/radiator. Kipas jenis ini biasanya digunakan ketika tidak ada cukup ruang di belakang radiator untuk kipas tipe penarik, atau sebagai kipas tambahan untuk memaksimalkan aliran udara. Efisiensinya mungkin sedikit berbeda tergantung desain keseluruhan sistem.
Selain itu, perbedaan juga terletak pada desain bilah kipas:
- Jumlah Bilah: Kipas bisa memiliki jumlah bilah yang bervariasi (misalnya 5 bilah, 7 bilah, atau lebih). Jumlah bilah memengaruhi volume udara yang bisa dipindahkan dan juga tingkat kebisingan.
- Bentuk Bilah: Bilah bisa lurus, melengkung, atau memiliki desain aerodinamis khusus. Bentuk bilah sangat memengaruhi efisiensi aliran udara (berapa banyak udara yang bisa didorong/ditarik) dan juga tingkat kebisingan yang dihasilkan. Desain bilah yang lebih canggih biasanya lebih efisien dan lebih senyap.
- Jenis Motor: Ada kipas dengan motor brushed (lebih murah, tapi bisa aus) dan brushless (lebih efisien, lebih awet, tapi lebih mahal).
Perbedaan desain ini memengaruhi:
- Efisiensi Pendinginan: Kipas dengan desain yang optimal dapat memindahkan lebih banyak udara dengan energi yang sama, sehingga pendinginan lebih efisien.
- Tingkat Kebisingan: Beberapa desain lebih senyap saat beroperasi dibandingkan yang lain.
- Daya Tahan: Kualitas material bilah dan motor kipas (termasuk bearing) memengaruhi seberapa lama kipas bisa bertahan dari keausan dan getaran.