Timbul gejala ngelitik pada mesin mobil tentu tidak terlepas dari penyebab yang melekat. Kondisi ini ditandai dengan suara mesin yang semakin keras. Kondisi knocking apabila terjadi dalam tempo cukup lama ternyata mampu menimbulkan kerusakan yang serius pada mobil. Tidak hanya ngelitik, namun mobil anda dapat berimbas tenaga menjadi kurang serta piston beresiko jebol.
Oleh sebab itu, sudah tentu masalah ngelitik harus segera diatasi. Bagaimana cara mengatasinya? Langkah pertama tentu adalah dengan mengetahui sumber masalah ngelitik ini.
Daftar isi
Faktor Penyebab Ngelitik
Penyebab Mesin Mobil Ngelitik umumnya terdapat 3 jenis, apa saja itu?
Ignition Timing
Berfungsi mengatur kinerja busi untuk memercikkan api dalam ruang pembakaran. Piranti ini dapat dinaikkan atau diturunkan dengan cara memutar klep. Bagi mobil keluaran terbaru, ignition timing diatur oleh ECU.
Untuk mengatur ECU harus dengan remap sebab ECU harus dibongkar dan dicolok melalui software.
Kerak Karbon
Pemicu kerak karbon dapat terjadi di tiga tempat, apa saja itu?
Pertama kepala piston, disebabkan oleh uap oli yang terbakar hingga kualitas bensin yang tidak seimbang alias kotor. Sisa pembakaran dan residu bensin menumpuk pada permukaan kepala piston sehingga elemen inilah yang menjadi terbakar kembali.
Kedua ujung noozle injektor, disebabkan oleh penggunaan bensin yang tidak berkualitas atau murah. Alhasil menutupi pengkabutan. Seharusnya mengabut justru “mengocor”. Jika mesin mengkabut dengan baik maka tidak ada gejala ngelitik.
Ketiga kepala busi yang sudah menumpuk kotoran pada saluran pembakaran. Alhasil, percikan api di busi menjadi tidak tepat sehingga percikan api kecil
Overheat atau Suhu Terlalu Panas
Gejala ini sering didapati oleh mobil Livina, Avanza. Mesin akan mengalami gejala ngeilitik jika suhu berada dikisaran 93 derajat.
Ketika ruang pembakaran sudah dalam keadaan sangat panas, otomatis bensin memercik sebelum perintah dari busi. Jika kondisi ini terjadi maka timing menjadi buruk.
Penyebab Lainnya
Kondisi mesin yang ngelitik terkadang mampu menimbulkan bunyi yang sangat keras apabila perubahan gigi yang tidak seimbang. Bunyi yang cukup keras ini ternyata dipicu oleh banyak hal, yakni:
1. Penggunaan bensin dengan oktan kurang mendukung
Sebagai pemilik mobil yang bijak sebaiknya kita mengetahui kebutuhan mobil agar terjaga performanya. Performa yang baik akan mendukung mobilitas lebih aman dan nyaman kemudian juga lebih hemat dengan kerusakan yang minimal. Salah satunya ialah mengetahui kebutuhan bahan bakar seperti apa yang sesuai dengan mesin mobil yang dimiliki. Menghindari mobil ngelitik bisa dengan memilih bahan bakar beroktan tepat, semisal normalnya diberi 88 oktan maka ada baiknya menggunakan bahan bakar dengan oktan hingga 92.
2. Tekanan pada mesin mobil yang tidak sempurna
Perawatan mesin mobil sebaiknya juga untuk komponen yang sederhana seperti semua karet yang berada di sekitar klep. Karet-karet ini memang cukup banyak jumlahnya, bahkan akan semakin banyak untuk mobil jenis matic. Pastikan Anda melakukan penggantian sparepart tepat waktu dan dilakukan di bengkel resmi sesuai merk mobil. Penggantian part tepat waktu dan service rutin akan mencegah mobil dalam keadaan kotor dan karet klep rusak. Sparepart yang dalam kondisi baik akan mengurangi kemungkinan mobil mengalami ngelitik meski sudah berumur cukup tua.
3. Lemahnya MAP (Mnifold Absolute Presure)
Bagian intake manifold akan membutuhkan asupan suara yang cukup agar pergerakan mesin maksimal. Lemahnya sensor MAP justru akan menjadikan kebutuhan udara di intake manifold berkurang drastis dan memicu terjadinya ngelitik. Sehingga menghindari mesin slip atau menimbulkan bunyi ngelitik tadi, pastikan melakukan pengecekan secara berkala. Atau paling tidak kenali suara mesin mobil dengan baik dan apabila mendengar suara yang berbeda meski sebentar dan samar. Ada baiknya melakukan service ke bengkel langganan sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan yang lebih parah.
Itulah beberapa hal yang menjadi sumber masalah ngelitik yang kerap dialami pengguna mobil. Semoga informasi penyebab mesin mobil ngelitik ini bermanfaat untuk kita semua. Namun untuk lebih jelas silahkan cek artikel Penyebab Mesin Mobil Ngelitik yang sebelumnya pernah kami bahas.
FAQ Seputar Penyebab Mesin Mobil Ngelitik
1. Bagaimana Suara atau Rasa “Ngelitik” Itu Sebenarnya Terdengar dan Terasa dari Dalam Kabin Mobil bagi Pengemudi?
Suara “ngelitik” pada mesin mobil itu sebenarnya adalah suara “ping” atau “tek-tek-tek” yang cepat dan berulang, mirip suara kelereng beradu atau ketukan logam ringan. Kadang bisa juga terdengar seperti suara mesin jahit yang bergetar cepat. Suara ini muncul dari dalam mesin, terutama saat kamu berakselerasi, menanjak, atau ketika mesin sedang bekerja keras di putaran rendah (misal saat RPM rendah tapi kamu gas penuh).
Secara sensasi, kamu mungkin akan merasakan:
Getaran Halus di Setir atau Bodi Mobil: Terkadang, getaran halus ini menyertai suara ngelitik.
Performa Mesin Sedikit Menurun: Mobil terasa kurang bertenaga atau “loyo” saat digas, seperti ada yang menahan.
Konsumsi BBM Mungkin Lebih Boros: Meskipun tidak selalu langsung terasa, ngelitik bisa bikin pembakaran tidak efisien, ujungnya bensin jadi lebih boros.
2. Apa Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Paling Parah jika Masalah Mesin Ngelitik Tidak Segera Diatasi?
Jangan sepelekan suara ngelitik, ya! Kalau dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, dampaknya bisa merugikan banget, baik dalam jangka pendek maupun panjang:
Dampak Jangka Pendek:
Penurunan Performa Mesin: Mobil akan terasa lebih berat, tarikannya kurang responsif, dan tenaganya berkurang. Ini jelas bikin pengalaman berkendaramu kurang nyaman.
Konsumsi BBM Lebih Boros: Karena pembakaran tidak sempurna dan ECU harus mengatur ulang timing pengapian (untuk melindungi mesin), konsumsi BBM akan meningkat.
Peningkatan Emisi Gas Buang: Pembakaran yang tidak efisien akan menghasilkan gas buang yang lebih kotor dan tidak ramah lingkungan.
Dampak Jangka Panjang (Paling Parah):
Kerusakan Komponen Internal Mesin: Ini yang paling ditakuti. Knocking adalah “ledakan” tidak terkontrol di dalam ruang bakar. Getaran dan tekanan berlebih yang berulang ini bisa menyebabkan:
Piston Retak atau Berlubang: Ini adalah kerusakan fatal yang sering terjadi akibat knocking parah, karena piston menerima tekanan yang tidak semestinya.
Kerusakan pada Ring Piston: Ring bisa patah atau aus lebih cepat, menyebabkan kompresi bocor dan oli mesin ikut terbakar.
Kerusakan pada Bantalan (Bearing) Poros Engkol: Tekanan berlebih bisa merusak bantalan, menyebabkan suara kasar dan potensi mesin macet (jebol).
Klempeng (Con-rod) Bengkok: Pada kasus ekstrem, batang penghubung piston ke poros engkol bisa bengkok karena tekanan ledakan yang tiba-tiba dan kuat.
Mesin Jebol/Macet Total: Semua kerusakan di atas bisa berujung pada mesin yang macet total dan tidak bisa digunakan lagi. Biaya perbaikannya akan sangat mahal, setara dengan overhaul mesin atau bahkan ganti mesin baru.
Penurunan Umur Mesin Secara Drastis: Bahkan jika tidak sampai jebol, knocking yang terus-menerus akan memperpendek usia pakai komponen-komponen mesin secara signifikan.
3. Selain Perawatan di Bengkel, Adakah Cara Praktis atau Kebiasaan Mengemudi yang Bisa Dilakukan Pengemudi untuk Mengurangi atau Mencegah Penumpukan Kerak Karbon?
Kerak karbon memang musuh utama mesin. Selain rajin servis di bengkel, ada beberapa kebiasaan dan cara praktis yang bisa kamu lakukan sehari-hari untuk mengurangi atau mencegah penumpukannya:
Gunakan BBM Sesuai Rekomendasi Oktan: Ini paling penting. BBM dengan oktan yang sesuai (atau sedikit lebih tinggi dari rekomendasi) akan terbakar lebih sempurna dan meninggalkan residu lebih sedikit. Jangan pernah pakai BBM oktan rendah kalau mobilmu direkomendasikan pakai oktan tinggi.
Hindari Mengemudi “Pelan Terus” di RPM Rendah: Mesin butuh sesekali bekerja di putaran tinggi. Kalau kamu selalu mengemudi di RPM rendah, pembakaran kadang tidak optimal dan kerak bisa menumpuk. Sesekali, bawa mobilmu ke jalan tol atau jalanan sepi, dan biarkan mesin berputar di RPM yang agak tinggi selama beberapa waktu (misal di gigi rendah) untuk “membersihkan” ruang bakar secara alami.
Hindari Memanaskan Mesin Terlalu Lama dalam Kondisi Diam: Mesin modern tidak perlu dipanaskan terlalu lama. Cukup beberapa menit sampai indikator RPM stabil, lalu bisa langsung jalan (dengan kecepatan rendah dulu). Membiarkan mesin idling terlalu lama bisa meningkatkan penumpukan karbon.
Perhatikan Kualitas Oli Mesin dan Ganti Tepat Waktu: Oli mesin yang buruk atau telat ganti bisa menyebabkan uap oli ikut terbakar dan menjadi kerak karbon. Pastikan kamu selalu pakai oli yang direkomendasikan dan ganti sesuai jadwal.
Gunakan Fuel Cleaner/Injector Cleaner Berkala: Kamu bisa tambahkan cairan fuel cleaner atau injector cleaner ke tangki BBM secara berkala (misal setiap 5.000 atau 10.000 km, sesuai petunjuk produk). Cairan ini membantu membersihkan injektor dan saluran bahan bakar dari endapan karbon. Pilih produk yang sudah terbukti dan direkomendasikan.
4. Pada Tingkat Keparahan “Ngelitik” Seperti Apa Pengemudi Harus Segera Menghentikan Perjalanan dan Mencari Bantuan Profesional?
Kamu harus segera menghentikan perjalanan dan mencari bantuan profesional jika:
Suara Ngelitik Sangat Keras dan Konstan: Jika suara “tek-tek-tek” itu terdengar sangat jelas, keras, dan terus-menerus muncul bahkan saat mobil di putaran rendah atau tidak sedang digas terlalu dalam. Ini indikasi knocking sudah parah.
Disertai Penurunan Tenaga yang Signifikan: Kalau mobilmu tiba-tiba terasa sangat “loyo”, sulit berakselerasi, atau bahkan tersendat-sendat parah, apalagi disertai suara ngelitik.
Lampu Indikator Mesin (Check Engine Light) Menyala Berkedip: Jika lampu Check Engine menyala dan berkedip-kedip, ini adalah sinyal bahaya serius. Biasanya ini menandakan adanya misfire (pembakaran tidak sempurna) atau knocking yang bisa merusak catalytic converter atau komponen mesin lainnya. Jangan paksakan jalan!
Disertai Gejala Overheat: Jika knocking muncul bersamaan dengan indikator suhu mesin yang naik ke zona merah, segera matikan mesin dan menepi. Panas berlebih bisa memperparah knocking dan menyebabkan kerusakan fatal.
5. Apakah Mesin Mobil dengan Teknologi Tertentu (misal direct injection atau turbocharged) Lebih Rentan Mengalami Masalah Ngelitik Dibanding Mesin Konvensional?
Ya, mesin mobil dengan teknologi yang lebih canggih, terutama yang memiliki rasio kompresi tinggi atau sistem turbocharged / supercharged (mesin dengan induksi paksa), seringkali lebih rentan terhadap masalah ngelitik jika tidak dirawat dengan benar atau menggunakan bahan bakar yang salah.
Ini alasannya:
Mesin Rasio Kompresi Tinggi: Mesin modern didesain untuk efisiensi yang lebih baik, salah satunya dengan meningkatkan rasio kompresi. Semakin tinggi rasio kompresi, semakin besar potensi knocking jika menggunakan BBM dengan oktan yang tidak sesuai (oktan rendah). Bahan bakar akan terbakar lebih awal sebelum busi memercik, itulah knocking.
Mesin Turbocharged / Supercharged: Mesin-mesin ini menggunakan turbo atau supercharger untuk memadatkan udara yang masuk ke ruang bakar. Udara yang lebih padat berarti tekanan di dalam silinder jauh lebih tinggi. Tekanan tinggi ini meningkatkan risiko knocking secara signifikan, apalagi jika kamu pakai BBM dengan oktan di bawah rekomendasi. Oleh karena itu, mesin turbo hampir selalu mewajibkan penggunaan BBM beroktan tinggi (RON 92 atau bahkan 95 ke atas).
Mesin Direct Injection (DI): Teknologi direct injection menyuntikkan bahan bakar langsung ke ruang bakar. Meskipun ini meningkatkan efisiensi, ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa mesin DI (terutama yang bukan dual injection) bisa lebih rentan terhadap penumpukan kerak karbon di belakang klep intake (katup masuk). Kerak ini bisa menjadi “titik panas” yang memicu pre-ignition atau knocking meskipun kamu sudah pakai BBM beroktan tinggi.
Bukan berarti mesin-mesin ini buruk, ya. Justru mereka lebih efisien dan bertenaga. Tapi, perawatannya harus lebih cermat dan penggunaan BBM-nya harus benar-benar sesuai rekomendasi pabrikan.