📢 Klaim Promo Cuci AC Mobil 99 Ribu! Klik Disini

Faktor Utama Penyebab Mobil Boros Bbm dan Solusi Mengatasinya

Kurangnya perawatan menjadikan mobil boros BBM dan turun performa. Namun bagaimana jika sedari awal kita beli, konsumsi bahan bakarnya memang tinggi? Ini solusinya.

Penyebab Mobil Boros BBM

Ada beberapa alasan mengapa penggunaan BBM pada sebuah mobil dapat berbeda dengan mobil lainnya. Beberapa di antara alasan-alasan tersebut adalah:

  • Ukuran CC Mobil

    Semakin besar CC yang dimiliki, maka semakin besar juga penggunaan BBM sebuah mobil. Namun CC besar bukan berarti penggunaan bahan bakar harus boros.Ada beberapa cara untuk menghemat penggunaan bahan bakar pada mobil ber CC besar. Anda bisa menggunakan alat penghemat BBM, ataupun mensetting ECU mobil.

  • Penggunaan AC Mobil

    Semakin lama menggunakan AC mobil, semakin besar kebutuhan listrik. Semakin besar pula kebutuhan BBM mobil.Untuk mengatasi masalah mobil boros BBM karena penggunaan AC mobil, ada beberapa cara yang dapat anda lakukan. Diantaranya dengan mengatur kelistrikan mobil dengan volt stabilizer. Juga dapat dengan cara tidak selalu menggunakan AC mobil.

Selain kedua alasan di atas, munculnya masalah penggunaan bahan bakar yang tidak efisien dapat muncul karena:

  • Kinerja Mesin yang Tidak Maksimal

    Banyak alasan mengapa kinerja mesin mobil anda tidak maksimal. Pada umumnya terjadi karena kualitas oli mobil sudah tidak lagi baik. Selain itu, kerusakan pada komponen lain dapat menyebabkan mobil jadi lebih boros.Beberapa komponen tersebut seperti radiator yang tidak lagi mampu mendinginkan mesin mobil, dan kipas yang tidak berfungsi.

    Solusi untuk masalah ini adalah dengan melakukan tune up untuk memastikan kondisi mesin mobil kembali seperti saat baru dibeli.

    Selain itu, mengganti air coolant juga dapat menjadi solusi untuk memastikan kinerja mesin kembali baik. Dan tentu saja harus disertai dengan penggantian oli mesin.

  • Saluran Pembakaran yang Tersumbat

    Sumbatan pada saluran pembakaran akan menyebabkan pembakaran di mesin mengalami sendatan. Akibatnya, mesin mobil terpaksa menggunakan lebih banyak bahan bakar untuk mencapai target kondisi ideal.Untuk mengatasi masalah ini, solusinya adalah dengan membersihkan saluran pembakaran. Terutama tanki BBM mobil.

Solusi Untuk Menjadikan Mobil Lebih Irit BBM

Ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan agar penggunaan bahan bakar mobil lebih irit. Beberapa langkah tersebut di antaranya:

Mengganti Ukuran Ban Mobil

Ukuran ban mobil yang tidak sesuai akan menyebabkan tenaga dan tarikan mobil tidak maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut, anda perlu untuk mengganti ukuran ban dengan ukuran dan penggunaan yang tepat sesuai medan.

  • Jika mobil berukuran kecil, jangan menggunakan ban dengan ukuran yang terlalu besar
    Jika mobil berukuran besar, jangan mengunakan ban dengan ukuran yang terlalu kecil
  • Perhatikan apakah anda harus menggunakan ban berpermukaan kasar, halur, bergrip, atau menengah.

Penggunaan ukuran ban mobil yang tepat dapat menghemat penggunaan bahan bakar 20 sampai 30%.

Memilih Oli Mobil yang Tepat

Salah satu alasan yang menyebabkan mobil boros BBM adalah mesin yang panas karena olinya sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk itu, anda perlu memilih oli mobil yang tepat.

Adapun oli mobil yang disarankan adalah dengan menggunakan oli Ravenol dengan viskositas 5w-30. Harganya memang tidak murah, namun juga tidak mahal. Tetapi Ravenol memiliki kualitas yang sangat baik untuk mengoptimalkan kinerja mesin mobil.

Oh iya, kamu juga harus memilih oli mobil yang tepat untuk jenis mobil anda. Pastikanlah:

  • Apakah mobil anda membutuhkan oli mineral
  • Apakah mobil anda membutuhkan oli semi sintetic
  • Apakah mobil anda membutuhkan oli full sintetic
  • Apakah mobil anda membutuhkan oli transmisi dengan kualitas yang lebih baik

Piggyback Pro

Mungkin saja penyebab mobil anda boros dalam penggunaan BBM adalah karena settingan ECU nya ada kesalahan.

Piggyback Pro dapat memperbaiki settingan ECU yang kurang tepat, ataupun mensetting ECU pada settingan yang lebih tepat. Dengan settingan yang tepat, penggunaan bahan bakar akan jauh lebih efisien.

FAQ Seputar Penyebab Mobil Boros Bbm

1. Bagaimana Kebiasaan Mengemudi Mempengaruhi Konsumsi BBM, dan Adakah Tips Mengemudi yang Lebih Efisien?

Gaya mengemudi itu punya dampak besar banget ke seberapa boros atau irit mobilmu, mungkin lebih besar dari yang kamu kira. Ini penjelasannya:

Akselerasi dan Pengereman Mendadak: Ketika kamu sering menginjak gas dalam-dalam lalu ngerem mendadak, mesinmu dipaksa bekerja ekstra keras untuk mempercepat mobil dan kemudian energi itu dibuang percuma saat pengereman. Ini seperti kamu lari sprint, lalu berhenti tiba-tiba, pasti lebih capek kan daripada lari santai terus-menerus? Proses ini butuh semburan BBM yang besar, makanya jadi boros.

Kecepatan Tinggi dan Tidak Stabil: Melaju dengan kecepatan sangat tinggi (di atas 80-100 km/jam, tergantung mobil) bikin hambatan angin meningkat drastis. Mesin jadi butuh tenaga lebih besar untuk melawan hambatan ini. Selain itu, kalau kecepatanmu naik-turun terus, mesin juga harus menyesuaikan diri dan otomatis lebih banyak mengonsumsi BBM.

Menunggu dalam Kondisi Mesin Menyala (Idling): Saat mobilmu diam tapi mesinnya menyala (misalnya saat macet parah atau menunggu di pinggir jalan), mobil tetap mengonsumsi BBM, lho, meskipun tidak berjalan. Semakin lama kamu idling, semakin banyak BBM yang terbuang sia-sia.

Tips Mengemudi yang Lebih Efisien:

Akselerasi Halus dan Bertahap: Injalah gas secara perlahan dan bertahap. Biarkan mobilmu berakselerasi dengan lembut, jangan terburu-buru.

Pertahankan Kecepatan Konstan: Cobalah untuk menjaga kecepatan stabil, terutama di jalan tol atau jalanan lancar. Manfaatkan cruise control jika ada. Ini membantu mesin bekerja pada putaran optimal.

Kurangi Pengereman Mendadak: Usahakan antisipasi kondisi lalu lintas di depan. Dengan begitu, kamu bisa melepas gas lebih awal dan membiarkan mobil melambat secara alami, atau mengerem dengan lebih halus. Ini sering disebut “mengemudi defensif” atau “eco-driving”.

Matikan Mesin saat Berhenti Lama: Kalau kamu harus berhenti lebih dari 30 detik (misalnya di perlintasan kereta atau menunggu teman), lebih baik matikan saja mesinmu. Konsumsi BBM saat menghidupkan mesin lagi biasanya lebih irit dibanding idling terlalu lama.

Gunakan Gigi yang Tepat: Pastikan kamu selalu menggunakan gigi yang sesuai dengan kecepatan. Mengemudi dengan gigi rendah pada kecepatan tinggi akan membuat putaran mesin terlalu tinggi dan boros.

2. Apa Saja Tanda-tanda Awal atau Gejala yang Bisa Dirasakan Pengemudi Jika Kinerja Mesin Tidak Maksimal atau Saluran Pembakaran Tersumbat?

Sebagai pengemudi, kamu bisa kok mengenali tanda-tanda kalau ada yang enggak beres dengan kinerja mesin atau saluran pembakaranmu. Coba perhatikan hal-hal ini:

Tarikan Mobil Terasa Berat/Kurang Bertenaga: Ini salah satu gejala paling jelas. Saat kamu menginjak gas, mobil terasa “loyo” atau butuh usaha ekstra untuk mencapai kecepatan yang diinginkan. Mesin seolah kehilangan tenaga awalnya.

Konsumsi BBM Tiba-tiba Meningkat Drastis: Nah, ini sesuai topik kita. Kalau tiba-tiba mobilmu jadi sering ngisi bensin padahal pola pemakaian sama, itu alarm utama.

Asap Knalpot Berubah Warna atau Bau Aneh:

Asap hitam: Bisa jadi indikasi pembakaran tidak sempurna karena filter udara kotor, injektor mampet, atau rasio udara-bahan bakar yang tidak pas.

Bau bensin mentah: Ini menunjukkan ada BBM yang tidak terbakar sempurna dan terbuang sia-sia.

Suara Mesin Kasar atau Bergetar Berlebihan: Kalau mesinmu terdengar lebih kasar, ada suara ngelitik, atau getarannya lebih terasa dari biasanya, bisa jadi ada masalah pembakaran atau komponen yang aus.

Lampu Indikator Mesin Menyala (Check Engine Light): Ini adalah penanda paling jelas dari mobil modern. Jika lampu ini menyala, berarti ECU mobil mendeteksi adanya masalah pada sistem mesin atau emisi, termasuk pembakaran.

Akselerasi Pincang atau Tersendat: Saat kamu menginjak gas, mobil tidak berakselerasi mulus, melainkan terasa tersendat-sendat atau “batuk-batuk”.

3. Seberapa Sering Sebaiknya Kita Melakukan Tune Up atau Membersihkan Saluran Pembakaran dan Tangki BBM?

Untuk menjaga performa mesin dan efisiensi BBM, tune up dan pembersihan saluran pembakaran itu penting banget. Ini rekomendasi umumnya:

Tune Up Rutin:

Untuk mobil yang sering dipakai harian atau jarak tempuh tinggi, disarankan setiap 10.000 – 20.000 km atau setiap 6 bulan – 1 tahun sekali.

Jika kamu jarang pakai mobil, setidaknya lakukan tune up setiap 1 tahun sekali untuk memastikan semua komponen tetap prima.

Tune up ini biasanya meliputi pengecekan busi, filter udara, filter BBM, settingan injektor, dan sistem pengapian.

Pembersihan Saluran Pembakaran (Injektor, Throttle Body):

Biasanya dilakukan sebagai bagian dari tune up besar atau saat ada gejala mesin tidak responsif/boros, yaitu setiap 20.000 – 40.000 km atau setiap 1 – 2 tahun sekali.

Bisa juga lebih sering kalau kamu sering menggunakan BBM dengan kualitas kurang bagus.

Pembersihan Tangki BBM:

Ini tidak sesering tune up. Umumnya, pembersihan tangki BBM hanya dilakukan jika ada indikasi kotoran atau endapan di tangki, seperti adanya masalah pada filter BBM yang cepat kotor, atau mesin tersendat-sendat meskipun semua komponen lain sudah diperiksa.

Beberapa bengkel menyarankan pembersihan tangki setiap 50.000 – 100.000 km atau setiap 3-5 tahun sebagai tindakan pencegahan, terutama jika kamu sering mengisi BBM di SPBU yang kurang terjamin kebersihannya.

Interval ini bisa berbeda tergantung jenis mobil dan rekomendasi pabrikan. Jadi, selalu cek buku manual mobilmu atau konsultasikan dengan bengkel langgananmu.

4. Apa Saja Contoh “Alat Penghemat BBM” atau “Volt Stabilizer” yang Disebutkan, dan Bagaimana Cara Kerja Alat-alat Ini dalam Mengurangi Konsumsi BBM?

Ketika artikel menyebut “alat penghemat BBM” atau “volt stabilizer”, biasanya yang dimaksud adalah alat tambahan yang dipasang di mobilmu dengan klaim bisa meningkatkan efisiensi BBM.

1. Volt Stabilizer (Stabilizer Tegangan)

Contoh Produk: Banyak merek di pasaran, seperti XCS, HKS Circle Earth, Pivot Mega Raizin, dll. Biasanya berbentuk kotak kecil yang dipasang di aki mobil.

Cara Kerja (klaim): Alat ini berfungsi menstabilkan arus listrik yang masuk ke komponen elektronik mobil. Dengan arus listrik yang lebih stabil, pembakaran disebut jadi lebih sempurna karena pengapian busi lebih optimal, injektor bahan bakar bekerja lebih akurat, dan sensor-sensor mengirim data lebih presisi ke ECU. Hasilnya, performa mesin meningkat dan diklaim bisa menghemat BBM.

Risiko: Sejauh ini, jika produknya berkualitas dan pemasangannya benar, risiko penggunaan volt stabilizer umumnya kecil. Namun, klaim penghematan BBM-nya seringkali bervariasi dan mungkin tidak signifikan untuk semua jenis mobil atau kondisi.

2. Alat Penghemat BBM Lain (yang klaimnya bervariasi)

Contoh Produk: Ini beragam sekali, mulai dari yang berbentuk chip yang dipasang ke OBD, magnet yang dipasang di selang BBM, cairan aditif BBM, hingga alat yang menghasilkan ion negatif.

Cara Kerja (klaim): Klaimnya sangat bervariasi. Ada yang bilang bisa mengubah molekul BBM agar lebih mudah terbakar, ada yang meningkatkan oktan, ada yang membersihkan ruang bakar, dan sebagainya.

Risiko: Hati-hati dengan produk seperti ini! Banyak yang klaimnya tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat atau bahkan bisa merusak komponen mobil jika tidak kompatibel atau berkualitas rendah. Cairan aditif tertentu bisa bermanfaat jika memang direkomendasikan pabrikan atau punya reputasi baik untuk membersihkan sistem. Tapi alat-alat fisik yang menjanjikan “keajaiban” seringkali perlu dipertanyakan efektivitas dan keamanannya.

Penting untuk diingat: Penghematan BBM paling efektif itu dari perawatan rutin, gaya mengemudi yang baik, dan memastikan semua komponen mesin berfungsi optimal, bukan semata-mata dari alat tambahan yang belum terbukti secara ilmiah.

5. Apakah Kualitas atau Jenis Bahan Bakar yang Digunakan (misal oktan rendah vs. tinggi) Berpengaruh Signifikan Terhadap Konsumsi BBM, dan Bagaimana Memilih yang Tepat?

Ya, kualitas dan jenis bahan bakar (BBM) itu sangat berpengaruh signifikan terhadap konsumsi BBM mobilmu, bahkan bisa memengaruhi kesehatan mesin dalam jangka panjang.

Oktan dan Kompresi Mesin:

Angka Oktan (RON): Ini adalah indikator seberapa tahan bensin terhadap pembakaran tidak normal (knocking atau ngelitik). Semakin tinggi angka oktan, semakin tahan bensin terhadap kompresi tinggi tanpa terbakar duluan.

Kesesuaian dengan Rasio Kompresi Mesin: Setiap mobil, terutama mesin modern, didesain untuk rasio kompresi tertentu.

Mesin dengan rasio kompresi rendah (misal di bawah 10:1): Umumnya cocok dengan BBM beroktan rendah (misal RON 90 seperti Pertalite). Menggunakan oktan lebih tinggi tidak akan memberikan manfaat signifikan dan bisa jadi boros karena harga BBM-nya lebih mahal.

Mesin dengan rasio kompresi tinggi (misal di atas 10:1): Wajib menggunakan BBM beroktan tinggi (misal RON 92 seperti Pertamax atau RON 95 seperti Pertamax Turbo). Jika menggunakan oktan lebih rendah, mesin akan mengalami knocking (ngelitik), yang memicu ECU untuk memundurkan waktu pengapian demi melindungi mesin. Hasilnya? Tenaga mesin turun dan konsumsi BBM jadi lebih boros karena pembakaran tidak efisien.

Kualitas Bahan Bakar Lainnya:

Aditif dan Kebersihan: BBM berkualitas baik biasanya punya aditif pembersih yang membantu menjaga injektor dan ruang bakar tetap bersih dari kerak karbon. BBM berkualitas rendah cenderung meninggalkan lebih banyak residu yang bisa menyumbat saluran pembakaran dan membuat mesin boros.

Kandungan Pengotor: BBM yang tercampur air atau kotoran juga bisa merusak sistem BBM dan membuat pembakaran tidak sempurna, yang ujung-ujungnya bikin boros dan merusak komponen.

Bagaimana Memilih BBM yang Tepat?

Cek Buku Manual Kendaraanmu: Ini adalah panduan terbaik. Pabrikan mobil sudah menetapkan rekomendasi oktan dan jenis BBM yang paling sesuai untuk mesin mobilmu. Ikuti saja rekomendasi itu.

Perhatikan Rasio Kompresi Mesin: Jika kamu tidak menemukan di buku manual atau ingin tahu lebih jauh, cari tahu rasio kompresi mesin mobilmu.

Rasio kompresi 9:1 hingga 10:1: RON 90 cukup.

Rasio kompresi 10:1 hingga 11:1: RON 92 disarankan.

Rasio kompresi di atas 11:1: RON 95 atau lebih tinggi sangat disarankan.

Pilih SPBU Terpercaya: Usahakan selalu mengisi BBM di SPBU yang ramai dan punya reputasi baik untuk memastikan kualitas BBM yang kamu dapatkan.

SHARE THIS POST​

Ingin Reservasi Sekarang?

Halo Domo Lovers 👋, reservasi sekarang juga untuk mendapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin ❤️