📢 Klaim Promo Cuci AC Mobil 99 Ribu! Klik Disini

Contek Cara Perawatan Mesin Diesel yang Benar dan Tepat

Sobat tahu nggak kalau cara perawatan mesin diesel yang tepat itu nggak susah dilakukan asalkan sobat otomotif punya waktu dan niat. Tentunya waktu disini sangat dibutuhkan karena untuk merawat mesin diesel sendiri tidak mudah dan tidak sulit juga.

Selain waktu ada juga niat dan seberapa jauh niat membereskan mesin diesel. Selain waktu dan niat, layaknya hewan peliharaan mesin diesel juga butuh perhatian. Jangan sampai sobat mengacuhkan ya dan ini dia beberapa cara perawatan mesin diesel yang bisa sobat lakukan.

6 Cara Perawatan Mesin Diesel yang Betul dan Tepat

  1. Panaskan Mesin Mobil

Cara perawatan mesin diesel ini adalah yang paling mudah bahkan anak kecil pun bisa. Hal ini menjadi sesuatu yanag krusial bagi pemilik mobil, karena dengan memanaskan mesin mobil oli bisa bersirkulasi dengan baik dan melumasi komponen pada mesin.

Selain itu, yang harus sobat otomotif ketahui mobil diesel tidak memiliki komponen busi. Oleh karenanya, butuh waktu yang lama bagi mesin diesel mencapai suhu dan tekanan yang sesuai agar mesin bisa bekerja dengan optimal.

Meskipun saat ini sudah ada teknologi terbarukan sekalipun, saya rasa memanaskan mesin diesel akan membuat mesin awet dan tahan lama.

  1. Rutin Ganti Oli

Rutin ganti oli adalah cara perawatan mesin diesel selanjutnya. Oli disini bukan hanya oli mesin saja ya sobat, namun juga oli gardan, oli transmisi, oli rem dan oli power steering.

Tentunya perhatikan kondisi setiap oli dan pada kilometer berapa oli harus diganti. Biasanya oli mesin akan diganti setiap kelipatan 10 ribu kilometer sedangkan oli transmisi pada mobil manual diganti setiap 10 ribu kilometer dan 20 ribu kilometer pada mobil matic.

Oli gardan dapat sobat otomotif ganti pada 10 ribu kilometer, oli rem diganti pada 30 ribu kilometer atau jika oli rem mengalami perubahan warna.

Oli power steering yang normal biasanya berwarna oranye atau merah muda namun jika berubah warna hitam atau cokelat maka perlu diganti.

  1. Gunakan bahan Bakar yang Sesuai

Penggunaan bahan bakar yang sesuai standar adalah kewajiban. Cara perawatan mesin diesel yang satu ini terbilang tidak sulit ya sobat otomotif.

Banyak saya temukan di jalanan pemilik mobil suka sekali mencampurkan berbagai macam bahan bakar, padahal cara seperti ini fatal dan tidak dibenarkan.

Oleh karena itu, pastikan sobat otomotif membaca buku panduan manual tentang bahan bakar mana yang baik digunakan untuk mesin diesel sobat otomotif sekalian.

Selain itu, sobat otomotif juga bisa memperhatikan bahan bakar diesel yang kandungan CN –nya tinggi atau dengan kata lain kandungan sulfur yang rendah.

Seperti sobat otomotif perlu tahu solar dengan kandungan sulfur yang tinggi tentunya dapat merusak komponen mesin seperti injektor.

Sehingga akan membuat pembakaran menjadi tidak sempurna bahkan bisa menghasilkan brebet. Namun sebaliknya, jika kandungan sulfur pada solar rendah maka akan membuat emisi gas buang dan ruang bakar menjadi lebih bersih.

Solar bersubsidi memiliki CN 48 dan kandungan sulfur 3.500 ppm sedangkan solar non subsidi memiliki nilai CN 51 dengan kandungan sulfur 1.500 ppm dan solar di kandang sebelah dengan list kuning memiliki CN 35 dengan kandungan sulfur sebanyak 300 ppm.

  1. Ganti Filter Bahan Bakar 

Penggantian filter bahan bakar juga merupakan cara perawatan mesin diesel yang harus sobat lakukan berikutnya. Filter bahan bakar seperti yang sobat otomotif perlu ketahui fungsinya untuk menyaring kotoran yang terdapat pada bahan bakar.

Bukan hanya kotoran saja, namun juga air yang terkadang terbawa ke dalam tangki bahan bakar. Jika kandungan air atau kotoran sebagian besar masuk ke dalam ruang bakar, maka fatalnya akan menyebabkan mesin mogok.

Oleh karena itu, pastikan filter bahan bakar memiliki waktu yang tepat untuk digant. Sobat otomotif bisa melihatnya pada buku manual atau buku servis kendaraan berkala dari dealer resmi.

  1. Ganti Filter udara

Selain ganti filter bahan bakar, filter udara juga perlu diganti ya sobat otomotif. Cara perawatan mesin diesel ini akan lebih efektif jika semua filter juga diganti, termasuk filter udara ini.

Tentunya proses pembakaran yang sempurna juga dipengaruhi oleh udara bersih. Namun sayangnya terkadang debu atau kotoran yang masuk seringkali terbawa angin dan masuk ke dalam pori-pori filter udara.

Inilah yang menyebabkan proses pembakaran jadi tidak sempurna. Jadi, perhatikan filter udara mobil sobat otomotif. Sobat juga bisa membersihkan filter udara dengan menggunakan kompresor tekanan rendah.

  1. Perawatan Berkala ke Bengkel

Cara perawatan mesin diesel yang paling terakhir adalah dengan melakukan perawatan berkala ke bengkel. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa parts yang sobat tidak bisa raih hanya dengan membersihkan atau mengganti.

Ada kalanya sobat harus ke bengkel. Untuk itu, jika sobat mencari opsi lain selain bengkel resmi, mungkin sobat bisa ke Dokter Mobil.

Karena Dokter Mobil juga merupakan rumah kedua bagi mobil saya. Saya membagikan pengalaman saya dengan servis berkala ke bengkel Dokter Mobil dan hasilnya berbeda jauh dengan bengkel resmi.

Biasanya bengkel resmi memberi patokan lebih mahal daripada yang diberikan Dokter Mobil. Jadi, mengapa saya tidak beralih saja ke Dokter mobil. Bagaimana dengan sobat otomotif?

Baca Juga : Ketahui ini 5 peluang usaha bengkel mobil di tahun 2021

Cara perawatan mesin diesel memang cukup mudah kan, sobat otomotif. Tentunya, membutuhkan keterampilan jika sobat ingin menyelesaikan perawatan mesin diesel ini.

Namun kalau ada bengkel seperti Dokter Mobil yang bisa saya dan sobat otomotif andalkan, kenapa harus ragu? Lebih baik saya bawa saja ke Dokter Mobil.

Biarkan teknisi andal profesional itu mengerjakan semuanya dan saya bisa dapat ilmu gratis dari mereka. Jadi kapan mau ke Dokter Mobil?

FAQ Seputar Perawatan Mesin Mobil Diesel

1. Bagaimana dampak langsung penggunaan bahan bakar diesel dengan kualitas rendah (misal: sulfur tinggi atau tidak murni) terhadap komponen mesin diesel dalam jangka panjang, dan apa tanda-tanda awal kerusakannya?

Menggunakan bahan bakar diesel berkualitas rendah, misalnya yang punya kadar sulfur tinggi atau banyak kotoran, punya dampak langsung ke mesin dieselmu dalam jangka panjang. Bahan bakar seperti ini bisa bikin endapan karbon dan kerak menumpuk lebih cepat di sistem pembakaran dan injektor. Sulfur yang tinggi juga bisa membentuk asam sulfat saat bercampur dengan air dan gas buang, yang lama-lama bisa bikin korosi di komponen mesin.

Tanda-tanda awal kerusakannya bisa kamu rasakan dari:

  • Asap knalpot lebih pekat: Terutama warna hitam atau putih.
  • Performa mesin menurun: Tarikan jadi kurang bertenaga atau respons gas lambat.
  • Konsumsi bahan bakar lebih boros: Mesin perlu kerja lebih keras.
  • Suara mesin kasar: Ada knocking atau suara aneh lainnya.
  • Sulit dihidupkan: Terutama saat mesin dingin.

Intinya, bahan bakar jelek itu “racun” pelan-pelan buat mesin dieselmu.

2. Adakah tips perawatan khusus atau interval pembersihan yang direkomendasikan untuk injektor atau pompa high-pressure yang berbeda dari perawatan umum?

Sistem injeksi di mesin diesel modern itu memang sangat canggih dan presisi, makanya butuh perhatian lebih. Selain perawatan umum, ada beberapa hal khusus buat injektor dan pompa high-pressure:

Gunakan bahan bakar berkualitas tinggi: Ini adalah perawatan paling dasar dan penting. Bahan bakar diesel yang bersih dan berkualitas baik (misalnya, berstandar Euro 4 atau lebih tinggi dengan kadar sulfur rendah) akan sangat membantu menjaga kebersihan injektor dan pompa.

Pembersih injektor (aditif bahan bakar): Kamu bisa sesekali menambahkan aditif pembersih injektor berkualitas ke tangki bahan bakar, biasanya setiap 5.000-10.000 km atau sesuai rekomendasi pabrikan aditifnya. Aditif ini membantu membersihkan endapan di ujung injektor.

Pembersihan atau kalibrasi injektor profesional: Untuk perawatan lebih mendalam, injektor perlu dilepas dan dibersihkan secara ultrasonik atau dikalibrasi ulang oleh bengkel spesialis. Ini biasanya dilakukan setiap 80.000 – 100.000 km atau jika ada gejala masalah pada injektor (misalnya mesin pincang).

Pengecekan filter bahan bakar secara berkala: Filter bahan bakar sangat krusial untuk melindungi injektor dari partikel kotoran. Ganti filter ini sesuai jadwal atau lebih cepat jika kamu sering mengisi bahan bakar dari sumber yang diragukan kebersihannya.

3. Apa langkah pertama yang harus dilakukan pengemudi sebelum membawanya ke bengkel?

Kalau lampu indikator mesin (Check Engine Light) menyala, apalagi yang berhubungan dengan sistem diesel seperti DPF (Diesel Particulate Filter), emisi, atau injeksi, jangan panik tapi juga jangan diabaikan.

Langkah pertama yang harus kamu lakukan:

  1. Jangan panik, tapi jangan tunda: Kalau lampunya menyala terus (bukan berkedip), artinya ada masalah yang perlu ditangani. Hindari berkendara jarak jauh kalau memungkinkan.
  2. Perhatikan gejala lain: Apakah ada perubahan pada suara mesin, tenaga, atau asap knalpot? Catat ini untuk dijelaskan ke teknisi.
  3. Periksa tutup tangki bahan bakar: Kadang, tutup tangki yang tidak tertutup rapat juga bisa memicu lampu ini menyala.
  4. Coba restart mesin: Matikan mesin selama beberapa menit, lalu nyalakan lagi. Kadang masalah kecil yang sementara bisa hilang. Namun, kalau lampunya tetap menyala, ini bukan solusi permanen.
  5. Segera bawa ke bengkel: Ini adalah langkah paling penting. Bengkel yang punya alat scanner bisa membaca kode kesalahan dari ECU (Engine Control Unit) mobilmu. Kode ini akan memberi tahu teknisi apa masalah spesifiknya, apakah itu sensor, DPF mampet, atau masalah injeksi. Mendeteksi dini bisa mencegah kerusakan lebih parah.

4. Apakah ada perbedaan dalam jadwal atau jenis perawatan mesin diesel yang direkomendasikan antara mobil yang digunakan harian di perkotaan padat vs. mobil yang sering menempuh perjalanan jauh atau membawa beban berat?

Tipe penggunaan mobilmu sangat memengaruhi jadwal dan jenis perawatan mesin diesel yang direkomendasikan. Mesin diesel memang dikenal tangguh, tapi gaya berkendara dan lingkungan itu penentu:

Mobil Harian di Perkotaan Padat:

  • Perawatan lebih sering: Mesin yang sering kena macet, stop-and-go, dan putaran rendah cenderung lebih cepat mengalami penumpukan karbon di ruang bakar dan DPF.
  • Ganti oli dan filter lebih cepat: Mungkin perlu ganti oli dan filter udara/bahan bakar lebih cepat dari jadwal rekomendasi pabrikan (misalnya, setiap 5.000 km atau 6 bulan, tergantung mana yang tercapai duluan).
  • Perhatikan DPF: Sering macet membuat DPF tidak bisa melakukan regenerasi sempurna. Mungkin perlu sesekali diajak jalan jauh di kecepatan stabil untuk membantu proses ini, atau butuh pembersihan DPF profesional lebih sering.

Mobil Perjalanan Jauh atau Bawa Beban Berat:

  • Fokus pada cairan dan filter: Meskipun jalan jauh, mesin bekerja keras. Pastikan kualitas oli dan filter selalu prima. Cek juga level dan kondisi cairan pendingin.
  • Perhatikan sistem pendingin: Beban berat bisa membuat mesin lebih panas. Pastikan sistem pendingin bekerja optimal.
  • Pengecekan kaki-kaki dan rem: Ini di luar mesin, tapi penting untuk mobil beban berat.
  • Filter udara: Jika sering melewati area berdebu, filter udara perlu dicek atau diganti lebih sering.

Secara umum, patokan kilometer atau waktu yang direkomendasikan pabrikan itu adalah batas maksimal. Jika penggunaanmu lebih ekstrem, selalu bijak untuk mempersingkat jadwal perawatan.

5. Apa saja risiko umum dan dampak negatif jangka panjang terhadap keawetan mesin diesel jika dilakukan modifikasi performa yang tidak tepat atau tidak profesional?

Modifikasi performa mesin diesel (misalnya remapping ECU, ganti turbo, atau tuning injektor) bisa berakibat fatal pada keawetan mesin dalam jangka panjang:

Kerusakan Komponen Internal: Menaikkan tenaga atau torsi secara drastis tanpa perhitungan yang tepat bisa menyebabkan tekanan berlebih pada piston, stang seher, kruk as, atau komponen internal mesin lainnya. Ini bisa memicu kerusakan parah seperti piston bolong, klep bengkok, atau bahkan mesin jebol.

Sistem Bahan Bakar Bermasalah: Perubahan pada injeksi atau tekanan bahan bakar yang tidak sesuai bisa merusak injektor atau pompa high-pressure yang sangat mahal. Pembakaran yang tidak optimal juga bisa meninggalkan endapan karbon berlebih.

Turbo Lag atau Kerusakan Turbo: Modifikasi turbo yang tidak pas bisa menyebabkan turbo lag (keterlambatan respons turbo) atau bahkan merusak turbo itu sendiri akibat overboost atau underboost.

Sistem Emisi Bermasalah: Banyak modifikasi performa melibatkan perubahan pada sistem emisi (misalnya melepas DPF atau EGR). Ini bukan hanya ilegal di banyak negara, tapi juga bisa menyebabkan masalah serius pada mesin dalam jangka panjang dan membuat mobil tidak lolos uji emisi.

Masa Pakai Mesin Berkurang Drastis: Secara umum, mesin yang dimodifikasi secara agresif dan tidak profesional cenderung memiliki masa pakai yang jauh lebih pendek karena komponennya bekerja di luar batas desain pabrikan.

Garansi Hangus: Hampir semua modifikasi performa akan membatalkan garansi resmi dari pabrikan mobil.

Intinya, jika kamu ingin modifikasi, pastikan dilakukan oleh bengkel spesialis yang benar-benar punya reputasi baik dan mengerti seluk-beluk mesin diesel. Pertimbangkan matang-matang risiko dan manfaatnya!

SHARE THIS POST​

Ingin Reservasi Sekarang?

Halo Domo Lovers 👋, reservasi sekarang juga untuk mendapatkan promo menarik dari kami, cs kami akan membalas secepat mungkin ❤️